Dinkes Kota Semarang Minta Masyarakat Waspada Leptospirosis
07 Maret 2023 • 15:00 • Dilihat 1860x • Admin • Berita
Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Semarang mencatat ada 18 kasus leptospirosis sepanjang Januari hingga awal Maret 2023. Dari 18 kasus tersebut, lima orang diantaranya meninggal dunia.
Kepala Dinkes Kota Semarang, Moh Abdul Hakam mengatakan, 18 kasus tersebut paling banyak tersebar di Semarang Utara dan Pedurungan.
Pihaknya telah mewanti-wanti petugas Dinkes maupun puskesmas untuk mengantisipasi adanya leptospirosis pada musim penghujan. Terlebih, beberapa wilayah di Kota Semarang diterjang banjir dan rob. Dia telah meminta petugas puskesmas yang wilayah kerjanya terdapat bencana banjir atau rob agar melakukan surveilan aktif tiga pekan pasca banjir dan rob.
"Kita tidak boleh pasif hanya nunggu pasien datang (ke puskesmas) dengan demam, kuning matanya, nyeri betis. Itu adalah ciri khas pasien leptospirosis. Itu nenurut saya sudah terjadi keterlambatan (penanganan)," ujar Hakam.
Hakam memaparkan, surveilan aktif dilakukan secara bersama-sama tim dari masing-masing bidang sehingga tidak hanya pengecekan leptospirosis namun juga penyakit lain yang kerap menyerang saat musim hujan, misalnya DBD. Jika ditemukan warga mengalami demam, petugas bisa melakukan skrining awal sehingga akan segera diketahui apakah warga tersebut menderita demam biasa, DBD, leptospirosis, atau penyakit lain yang kerap terjadi saat musim hujan.
Dari hasil surveilans yang dilakukan Dinkes, ada yang diketahui positif leptosiprosis. Ada yang mengalami perbaikan, namun ada pula yang sampai meninggal dunia. Pasien yang meninggal dunia akibat leptospirosis ini ternyata memililki penyakit penyerta.
"Yang meninggal ternyata juga punya komorbid lain, diabetes. Jumlah bakteri terlalu tinggi sehingga masuk ke organ-organ vital. Kemudian, antibodi sendiri yang lemah, akhirnya tidak bisa mengatasi bakteri tinggi masuk ke organ vital. Bakteri lepto sering ke gijal, jantung, paru," jelas Hakam.
Selain meminta petugas aktif melakukan surveilans, Hakam juga meminta masyarakat gencar melakukab operasi tangkap tikus (OTT) OTT harus dilakukan bersama-sama satu kampung agar tikus-tikus di lingkungan bisa tertangkap. Pasalnya, tubuh tikus terutama tikus got memiliki kandungan bakteri leptospirosis yang tinggi.
"Yang sering terpapar adalah orang-orang yanb sering papasa sama tikus. Bakteri bisa masuk ke tubuh seseorang melalui luka, kaki tidak pakai alas, tangan. Itu kemudian jadi tempat masuk," terangnya.