Mbak Ita Terus Upayakan Penanganan Genangan di Wilayah Kecamatan Genuk dan Pedurungan


13 Maret 2024  •  18:00  •  Dilihat 2126x  •  Admin  •  Berita
Mbak Ita Terus Upayakan Penanganan Genangan di Wilayah Kecamatan Genuk dan Pedurungan

Cuaca ekstrem yang terjadi dalam beberapa hari terakhir berimbas pada terjadinya genangan air pada sejumlah titik di Kota Semarang, Jawa Tengah (Jateng). Penanganan cepat pun dilakukan oleh Pemerintah Kota atau Pemkot Semarang untuk mengurangi genangan tersebut.

Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu mengatakan, genangan air sebagai dampak cuaca ekstrem yang terjadi jumlahnya menurun. Namun, kondisi itu tetap menjadi fokus perhatiannya dalam mewujudkan Kota Semarang terbebas dari banjir.

"Dalam tiga hari hujan terjadi terus, tetapi Alhamdulillah di wilayah Semarang hanya beberapa titik yang terjadi limpasan," kata Mbak Ita, sapaan akrabnya pada Rabu (13/3).

Mbak Ita pun mencontohkan sejumlah titik yang saat ini tergenang air. Di antaranya adalah Jalan Parang Sarpo, Jalan Parang Baris, Tlogosari Kulon, dan Muktiharjo Kidul, Kecamatan Pedurungan.

Termasuk di Jalan Gebang Anom, Gebangsari, dan Muktiharjo Lor, Kecamatan Genuk, serta Jalan Raya Kaligawe atau tepatnya di depan Rumah Sakit Islam (RSI) Sultan Agung.

Walau begitu, pihaknya menyebut ada beberapa upaya yang terus dilakukan baik penanggulangan maupun penanganan banjir. Mbak Ita menyebut domain penanggulangan banjir di Kota Semarang juga dilakukan oleh Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali Juana.

"Sekarang masyarakat Genuk sudah paham, bahwa domain penanganan banjir, khususnya Kaligawe berada di wilayah BBWS Pemali Juana," kata Mbak Ita. Secara intens pihaknya terus berkoordinasi dengan BBWS Pemali Juana.

Menurutnya, upaya pengoptimalan operasional rumah pompa Kali Tenggang dan Kali Sringin terus dilakukan. "Karena di Tenggang masih antre air sehingga di Muktiharjo Lor dan Muktiharjo Kidul ini masih ada genangan, tetapi kalau dilihat dampaknya hanya di jalan raya, tidak masuk ke perumahan," tuturnya.

Dirinya menjelaskan, dalam penanganan banjir di Kota Semarang dilakukan melalui sejumlah rangkaian tahapan. Salah satunya yaitu terkait anggaran harus disetujui lewat rapat pembahasan oleh Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD). "Kebijakan tidak hanya berdasar pada wali kota, tetapi juga melewati proses-proses seperti di antaranya TAPD," ujarnya.

Kini TAPD baru menyetujui penanganan banjir di wilayah Gebang Anom, Kelurahan Gebangsari. Jembatan Nogososro dalam proses lelang berdasarkan keputusan TAPD. Sisanya, di Parang Sarpo dan Parang Baris masuk dalam pembahasan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) perubahan.

"Sekarang yang bisa dilakukan adalah di Gebang Anom, saat ini di sana juga sedang berproses karena menunggu lelang urugan dari Dinas Perumahan dan Pemukiman (Disperkim) Kota Semarang," ujarnya.

Sementara itu, Sekretaris Daerah (Sekda) Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang, Iswar Aminuddin menambahkan, pengerjaan Jalan Gebang Anom akan dilakukan secara kolaboratif oleh DPU Kota Semarang dan Disperkim Kota Semarang.

"Disperkim akan bertanggung jawab soal urugan dan DPU soal kontruksi beton," kata Iswar, yang juga menjabat Ketua TAPD Kota Semarang. Dia menjelaskan, pengerjaan akan menggunakan alokasi dana dari Bantuan Tak Terduga (BTT).

Karena menggunakan BTT, proses pengerjaan peninggian jalan tersebut akan bersifat segera dan menghindari proses lelang. Pasalnya konteks BTT adalah darurat. "Sementara untuk Jalan Parang Sarpo dan Jalan Parang Baris sepertinya akan dilakukan di perubahan anggaran," kata Iswar.

Dihubungi secara terpisah, Kepala BBWS Pemali Juana Harya Muldianto mengakui terjadinya hujan lebat dengan intensitas tinggi yang berdurasi panjang berdampak pada munculnya genangan air di Kota Semarang.

"Di Rumah Pompa Tenggang ada enam pompa, dua istirahat, kami operasikan empat, Sringin juga empat yang operasi dari lima pompa, di Pasar Waru ada satu dari dua pompa," ujarnya, menyebut terdapat pompa portabel yang diterjunkan di Rumah Pompa Tenggang dan Sringin.

Berterus terang, Harya menyatakan beban banjir khususnya yang mengalir ke Daerah Aliran Sungai (DAS) Tenggang tak dapat tertampung dengan maksimal. Kapasitas Pompa Kali Tenggang tak mampu menampung beban banjir dari hulu.

"Terus terang harus kami akui sistem pompa yang ada di Tenggang memang belum cukup mengakomodir beban banjir dari hulu. Ini memang masih perlu ditambah," ujar Harya.

Dalam waktu dekat ini, pihaknya akan menambah jumlah pompa yang akan ditempatkan di Kali Tenggang dan Kali Sringin. Penambahan tersebut bertujuan untuk mengakomodir beban debit banjir agar tak melimpas.

"Kami dalam waktu dekat ke depan akan mengadakan penambahan pompa. Harus kami akui bahwa memang tergantung pada sistem yang sudah ada belum mampu," ujarnya sembari menjelaskan proyek penambahan yang akan dilakukan pertengahan tahun ini.

Meski begitu, pihaknya menyampaikan upaya pemotongan aliran telah dilakukan di Sistem Pompa Pasar Waru, Kandang Kebo, dan Muktiharjo yang dialihkan ke Banjir Kanal Timur. Upaya tersebut, menurutnya, sedikit mengurangi beban banjir di Rumah Pompa Kali Tenggang.

"Di belakang Terboyo tepatnya belakang RSI Sultan Agung juga ada dua unit, termasuk di sepanjang Jalan Kaligawe juga kami sediakan pompa-pompa kecil untuk menyedot air di jalan. Memang masih butuh waktu karena ada delay (tertunda), jadi muncul genangan," ujarnya.

Selain optimalisasi dan penambahan jumlah pompa, pihaknya juga fokus dalam normalisasi saluran. Pasalnya, selain sedimentasi cukup tinggi juga ditemukan banyaknya crossing (persimpangan) dan blocking (pemblokiran) aliran air. "Pada prinsipnya kalau ada genangan jangan lama, inilah yang selalu kami upayakan," tuturnya.

Menu Portal

Berita Populer

Berita Media