Ribuan Warga Serbu Bazar Ramadan dan Gerakan Pangan Murah di Balai Kota
01 April 2024 • 20:00 • Dilihat 2558x • Admin • Berita
Kegiatan Bazar Ramadan dan Gerakan Pangan Murah (GPM) yang diselenggarakan Pemerintah Kota Semarang bersama Bank Indonesia di halaman Balai Kota Semarang disambut antusias warga. Sejumlah paket sembako ludes dalam hitungan jam. Beragam bahan pangan juga dijual dengan harga yang sangat terjangkau bagi masyarakat. Mereka tampak antusias berbelanja kebutuhan pokok menjelang Idul Fitri 1445 Hijriyah.
Tak hanya berisi stand Pak Rahman (Pasar Pangan Rakyat Murah dan Aman), ada juga UMKM kuliner hingga fashion. Serta ada pula stand BUMN, BUMD dan Perusahaan Mitra Pemerintah Kota Semarang yang menyiapkan paket tebus murah senilai Rp 150 ribu yang dijual dengan harga Rp 50 ribu.
Warga Semarang Barat, Astrid mengaku sangat terbantu dengan adanya bazar pangan murah jelang lebaran tersebut. Pada bazar Ramadan ini, dirinya hanya mengeluarkan Rp 5 ribu untuk membeli 250 gram cabai. Padahal, harga di pasaran sekitar Rp 12 ribu untuk 250 gram.
"Tapi harus cashless, pembayaran pakai QRIS. Murah banget. Kalau biasanya belanja seperempat kilo (250 gram) harganya Rp. 12 ribu, di sini Rp 5 ribu," kata dia.
Tak hanya itu, dirinya juga mendapatkan kupon tebus murah sembako berisi 5 kilogram beras, 2 liter minyak, 1 kilogram gula pasir, dan 1 sachet kecap. Harga paket sembako tersebut semestinya Rp 150 ribu, namun hanya ditebus seharga Rp 50 ribu.
"Hemat banyak dan sangat membantu masyarakat di tengah harga pangan cukup mahal. Apalagi, harga banyak yang naik jelang Lebaran," tuturnya.
Seperti diketahui, Gerakan Pangan Murah serentak dilaksanakan di wilayah Jawa Tengah menjelang Idul Fitri 2024. Di Semarang, digelar di halaman Balai Kota Semarang selama dua hari yaitu 1 - 2 April 2024.
Kegiatan bazar Ramadan Kota Semarang diikuti sebanyak 60 UMKM yang juga menyediakan tebus murah paket sembako total 3.387 paket.
Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu mengatakan, kegiatan gerakan pangan murah sekaligus tebus paket sembako berlangsung satu hari ini. Sehingga hal ini bisa lebih memudahkan masyarakat untuk mencari kebutuhan Lebaran.
"Tebus murah ini untuk masyarakat menengah ke bawah dengan harga Rp 150 ribu ditebus hanya Rp 50 ribu. Tapi yang lainnya ini adalah dijual dengan harga rata-rata ada di bawah harga pasar, seperti daging, ada selisih sampai Rp 15.000. Minyak goreng juga selisih sampai Rp 3.000 - Rp 4.000," sebut Mbak Ita, sapaannya, Senin (1/4).
Bazar ini, lanjut Mbak Ita, tentunya memudahkan dan membantu masyarakat untuk bisa belanja menjelang hari raya idul fitri. "Kami berharap ini merupakan salah satu stimulan untuk membantu masyarakat cukupi kebutuhan Lebaran," jelasnya.
Tak hanya bazar di Balai Kota Semarang, Pemerintah Kota Semarang juga berencana menggelar tebus suka-suka dengan membayar 2,5 kg beras dan membayar suka rela. Tebus suka-suka ini akan dilakukan di tiga kecamatan yang terdampak banjir di Kota Semarang.
"Ini kemarin mencontoh dari Yayasan Sam Poo Kong, di mana beras ini dikumpulkan dari teman-teman PNS. Kami menghimpun beras, nanti dibagikan di tiga kecamatan termasuk Korpri untuk bisa tebus suka-suka. Jadi mau bayar Rp 10.000 atau Rp 1.000 atau Rp 5.000 atau berapa pun lah mereka mampu," jelasnya.
Sementara itu, Pj Gubernur Jawa Tengah, Nana Sudjana meminta Pemerintah Kota/kabupaten se- Jawa Tengah menjaga kestabilan harga atau inflasi di wilayahnya. Bekerja sama dengan Bank Indonesia, sejumlah wilayah di Jawa Tengah menggelar pasar murah serentak.
"Kami harapkan inflasi kita di bulan ini terjadi penurunan, hasil yang disampaikan ibu Plt Kepala BPS RI, yang menyatakan bahwa inflasi di Jateng berada di bawah. Bulan ini kita atensi karena bisa turun, namun naik kembali kadang kita lalai, saya minta untuk terus menjaga harga di pasaran agar tidak melonjak signifikan," paparnya.
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Jawa Tengah, Rahmat Dwisaputra menyampaikan, bahwa kenaikan harga terpantau di komoditas gula pasir, cabai, bawang merah terjadi di 12 kota se-Jawa Tengah.
"Ada 9 kota yang kami pantau inflasinya. Kemudian, ada 3 daerah tidak dipantau yaitu Pemalang, Brebes dan Salatiga," katanya.
Menurut Rahmat, kegiatan gerakan pangan murah (GPM) ini total menyalurkan sebanyak 150 ton beras, 18 ton gula pasir, dan 9 ton ayam ras.
"Inflasi bulan ini bisa turun berkat kerjasama dengan stake holder baik pemerintah provinsi, seluruh kota/kabupaten se-Jawa Tengah. Harapannya sinergi terus untuk stabilitas harga sembako menjelang Lebaran," pungkasnya.