Proyek Tanggul Laut Sekaligus Tol Siap Dimulai


11 April 2018  •  00:00  •  Dilihat 2579x  •   •  Berita
Proyek Tanggul Laut Sekaligus Tol Siap Dimulai

SEMARANG – Satu lagi megaproyek di Kota Semarang yang dalam waktu dekat siap dimulai. Proyek tersebut adalah pembangunan Tanggul Laut sekaligus digunakan sebagai Jalan Tol Semarang-Demak dengan membutuhkan anggaran Rp 18 triliun.

Pembangunan ini digadang-gadang sebagai pembangunan multifungsi. Selain  menjadi solusi pemecahan masalah kemacetan arus lalu-lintas Semarang-Demak, juga menjadi tanggul laut untuk menanggulangi permasalahan banjir dan rob yang tak kunjung tuntas puluhan tahun.

“Pembangunan fisik jalan tol Semarang-Demak bisa dikerjakan mulai 2018 ini,” kata Direktur Jenderal (Dirjend) Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Arie Setiadi Moerwanto, kemarin.

Dikatakannya, saat ini masih dalam proses lelang yang diharapkan selesai pada sebelum Lebaran mendatang. “Pembangunan Jalan Tol Semarang-Demak ini mendesak. Sebab, kondisi di daerah pesisir Semarang-Demak kerap terendam banjir dan rob. Konsep pemerintah, pembangunan ini memiliki peran multifungsi, yakni jalan tol dan tangggul laut. Jalan tol untuk memecah kemacetan, sekaligus menjadi tanggul laut untuk membendung luapan air laut masuk ke daratan,” katanya.

Pihaknya optimis, apabila proyek ini telah selesai, maka tidak akan ada lagi banjir di wilayah Genuk dan sekitarnya. "Dengan adanya jalan tol sekaligus tanggul laut, berfungsi untuk environmental remediation atau perbaikan lingkungan. Kurang lebih sepanjang 27 km nantinya akan diuruk," katanya. 

Proyek ini, kata dia, akan memiliki banyak manfaat. Misalnya lahan warga di kawasa pesisir utara yang selama ini sering terendam rob akan kering. Sehingga akan bisa dilakukan perbaikan lingkungan yang bersih. "Maka akan banyak pemanfaatan lahan baru dari yang sebelumnya kumuh menjadi bersih," katanya. 

Berbicara mengenai anggaran, tentu saja proyek jalan tol Semarang-Demak sekaligus tanggul laut ini membutuhkan biaya sangat besar. Ia menyebut sekurang-kurangnya membutuhkan anggaran Rp 18 triliun. Perinciannya, Rp 6,5 triliun untuk pembebasan lahan dan 11,5 triliun untuk pengerjaan fisik. 

Arie memastikan, setelah Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (Amdal) selesai, pembebasan lahan segera dimulai dan pekerjaan fisik. "Proses pembangunan dilakukan tahun ini, nantinya dilakukan percepatan. Lelang segera dilakukan agar pembangunan segera bisa dimulai," katanya. 

Dalam pembangunan ini, lanjutnya, juga akan dikembangkan penerapan berbagai teknologi. Hal itu untuk menjaga kelestarian tambak dan hutan mangrove dengan cara ditempatkan di luar tanggul laut. "Nelayan agar tetap tidak kehilangan matapencaharian. Tambak-tambak tetapi dijaga di luar tanggul dan airnya harus asin," katanya. 

Sementara Wali KoTa Semarang, Hendrar Prihadi mengatakan, Pemkot Semarang dalam proyek ini hanya mendapatkan tugas untuk menyiapkan perubahan rencana tata ruang dan wilayah (RTRW) yang terdampak pembangunan jalan tol dan tanggul laut ini. 

"Seluruh proses pembangunan jalan tol Semarang-Demak termasuk juga pembebasan lahan nantinya akan ditangani oleh Kementerian PUPR. Memang agak lumayan karena biayanya besar, tetapi semuanya dihandle pemerintah pusat," katanya. 

Dikatakan Hendi sapaan akrab Hendrar Prihadi, proyek pembangunan Jalan Tol sekaligus Tanggul Laut ini menjadi inovasi pertama di Indonesia. "Pemkot Semarang menyiapkan regulasi penyesuaian tata ruang, kemudian membantu melakukan sosialisasi ke masyarakat mengenai pembebasan lahan," tambahnya. 

Ia juga memastikan setiap proses pembangunan tidak akan ada warga yang dirugikan. Sebab, pembebasan lahan disertai ganti untung. "Ini juga agar mendorong perekonomian, investor akan banyak yang datang. Selain itu juga menjadi tempat wisata," katanya.

Menu Portal

Berita Populer

Berita Media